Berita Tuban - Petugas kepolisian dari jajaran Polsek Rengel, Polres Tuban berhasil menggagalkan pengiriman ratusan liter minuman keras jenis Arak yang akan dikirim ke Surabaya saat melakukan razia di jalan raya Desa Rengel, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Kamis (27/08/2015).

Dalam penangkapan Minuman Keras (Miras) jenis Arak itu petugas berhasil menangkap penjualnya. Selain itu barang bukti yang berhasil diamankan adalah sebanyak 11 dus air mineral yang masing-masing dua berisikan 12 botol Arak yang sudah siap untuk diedarkan.

"Dari sebelas dus itu totalnya terdapat sebanyak 132 botol air mineral yang berisikan Arak. Saat ini barang bukti beserta dengan pemiliknya sudah kita amankan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut," terang AKP Musa Bachtiar, Kapolsek Rengel, Polres Tuban.

Kapolsek menjelas, penghadangan pengiriman Miras jenis Arak itu berawal saat anggota Polsek Rengel melakukan kegiatan rutin melakukan razia. Selanjutnya, petugas mencurigai sebuah kendaraan mobil APV nopol N 1297 CJ yang kebetulan melintas di jalan raya Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban.

"Awalnya kita razia, anggota melihat mobil APV itu mencurigakan karena banyak kardus di dalam mobil. Kemudian langsung dihentikan dan dilakukan pemeriksaan," lanjut Kapolsek Rengel, yang juga mantan anggota Brimob itu.

Saat diberhentikan oleh petugas, JK (50), warga Desa Gesikan, Kecamatan Grabagan, Tuban yang mengemudikan kendaraan tersebut sempat menolak untuk dilakukan pemeriksaan. Namun setelah dilakukan pengecekan ternyata benar bahwa di dalam kendaraan tersebut pelaku membawa ratusan liter Arak yang sudah dikemas di dalam botol.

"Setelah terbukti pelaku bersama barang bukti langsung kita bawa ke Polsek untuk proses hukum. Berdasarkan pengakuannya, Arak ini akan dikirim ke Surabaya dan dia mendapatkan minuman keras Arak ini dari warga Prunggahan Wetan, Kecamatan Semanding, Tuban," ungkap mantan Kasat Lantas Sumenep itu.

Akibat perbuatannya tersebut JK yang merupakan penjual Arak antar kota tersebut dijerat dengan pasal tindak pidana ringan (Tipiring) dan akan dilanjutkan dengan menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Tuban. Adapun pelaku sendiri mengaku sudah sebanyak enam kali melakukan pengiriman minuman keras Arak itu ke wilayah Surabaya.

"Setiap dus saya belinya dua ratus ribu, kemudian saya jual dua ratus lima puluh ribu. Jadinya saya untung lima puluh ribu setiap dus dan ditambah ongkos kirim tiga ratus ribu," jelas JK, pemilik ratusan liter miras Arak itu saat di Polsek Rengel.[mut/kun]

Berita Tuban - Koramil 0811/17 Senori, Selasa (25/8/2015) melaksanakan pertemuan dengan Dinas Pertanian, Ketua Gapoktan dan Pemilik Penggilingan Padi se-Kecamatan Senori.

Acara yang digagas oleh Danramil Senori Kapten Inf Suharno bersama Dinas Pertanian yang dihadiri oleh Saeful Rohman SP, diikuti 12 orang Ketua Gapoktan se-Kecamatan Senori dan 20 orang gabungan pemilik penggilingan padi, pengusaha gabah, beras serta 12 orang Babinsa Koramil Senori.

Dalam pertemuan itu, Danramil Senori mendorong dan mengajak para Gapoktan dan pemilik penggilingan padi, pengusaha gabah dan beras untuk menjual gabah atau berasnya ke Bulog Divisi Tuban, Bojonegoro dan Lamongan.

Langkah tersebut perlu diambil guna memaksimalkan kemampuan daya serap Bulog dalam membeli hasil panen petani, guna mengukur seberapa jauh serapan pemerintah di daerah melalui Bulog dalam mewujudkan program swasembada pangan nasional.

Sebab, hanya melalui Bulog pemerintah dapat mengetahui volume bahan pangan yang harus diswasembadakan secara nasional, untuk kepentingan bangsa dan negara.

Disampaikan Danramil bahwa tentang tugas pendampingan yang dilakukan oleh para Babinsa terhadap petani, agar para petani memanfaatkan secara maksimal keberadaan para Babinsa dan PPL guna memaksimalkan pelaksanaan kegiatan bidang pertanian, sehingga benar–benar terlihat sinergitas upaya nyata di lapangan.

Sementara itu, Saeful Rohman SP dari Dinas Pertanian Tuban mengimbau kelompok tani supaya aktif kembali dalam melaksanakan program pertaniannya, karena banyak bantuan dari pemerintah yang belum dipergunakan secara maksimal. [air/mut]




Berita Tuban - Ratusan mahasiswa dari Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Kabupaten Tuban kembali melakukan aksi unjuk rasa terkait status Nonaktif Kampus itu di gedung kampus dan kantor yayasan PPLP PT PGRI jalan Manunggal, Kabupaten Tuban, Senin (24/08/2015).

Dalam aksi yang meminta Rektor Unirow mundur itu, mahasiswa mengepung gedung PPLP PT PGRI yang sedang ada rapat para dosen dan juga Rektor Unirow. Aksi sempat diwarnai kericuhan lantaran mahasiswa tidak boleh untuk masuk ke dalam gedung untuk menemui para dosen yang sedang rapat.

Pantauan wartawan di lapangan, mahasiswa pertama kali melakukan aksinya di halaman belakang kampus. Mereka mengajak dan mengumpulkan para mahasiswa yang sedang berada di kampus untuk ikut melakukan aksi.

"Mari kita sama-sama berjuang untuk nasip diri kita sendiri-sendiri. Kita ingin belajar di universitas yang sehat bukan di universitas yang nonaktif," teriak Niha, saat melakukan orasi dalam aksi tersebut.

Sambil terus berorasi, ratusan mahasiswa langsung bergerak menuju kantor yayasan IKIP PGRI yang menaungi kampus yang masih berada di lingkungan kampus. Pasalnya di kantor tersebut diketahui ada Rektor Unirow sedang melakukan rapat.

"Pada hari ini juga rektor harus turun. Rektor sudah banyak melakukan pembohongan publik juga manipulasi data," lanjut para mahasiwa saat melakukan orasi.

Sementara itu, kericuhan terjadi saat ratusan mahasiswa mengepung kantor yayasan PGRI. Mereka sempat saling dorong dengan sejumlah security yang menghadang mahasiswa supaya tidak masuk ke dalam gedung.

"Kita ingin masuk. Kita sudah minta dengan baik-baik. Jangan sampai terjadi anarkis," ujar mahasiswa lainnya.

Hingga sampai dengan saat ini ratusan mahasiswa Unirow masih menduduki kantor yayasan kampus Unirow yang ada di jalan Manunggal, Kabupaten Tuban. Mereka mengepung dan menduduki gedung yayasan supaya Rektor Unirow tidak sampai kabur meninggalkan kantor tersebut. [mut/but]

Berita Tuban - Pasca adanya kejadian bocornya pipa minyak dua hari lalu, kondisi pantai laut utara Desa Keradenan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban sudah bersih dari ceceran minyak mentah yang kemarin sempat terlihat di bibir pantai.

Ceceran gumpalan minyak mentah yang berwarna kecokelatan tersebut  sudah tidak lagi terlihat di pinggir pantai itu. Sehingga hal itu membuat para nelayan merasa tenang dan tidak sampai menganggu aktivitas mereka dalam mencari ikan.

"Kemarin masih ada hitam-hitam di sekitar pantai ini. Tapi ini sekarang sudah bersih," ujar Mujiono (59), nelayan asal Desa Kradenan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban.

Kejadian ceceran minyak mentah yang berada di sekitar pantai tersebut awalnya tidak membuat nelayan curiga. Pasalnya dengan adanya bau minyak yang ada di kawasan laut, mereka menduga jika hal itu adalah berasal dari solar milik nelayan yang tumpah bukan akibat dari minyak mentah.

"Awalnya dua hari kemarin saya kira hanya solar nelayan yang tumpah. Tapi setelah di sampai pantai baru tahu kalau ada minyak mentah yang tercecer di pantai," lanjutnya.

Adanya bocornya mintak mentah dari pipa milik JOB PPEJ tersebut tidak sampai mengganggu terhadap aktivitas para nelayan untuk mencari ikan. Hal itu dikarena volume minyak mentah yang tercecer tersebut tidak terlalu banyak dan tidak sampai ke tengah laut tempat mereka mencari ikan.

"Dua hari ini masih terus melaut. Tadi saya juga melaut, di tengah juga sudah tidak minyak yang terlihat," pungkasnya.

Pantauan beritajatim.com di lapangan, ceceran minyak mentah yang berasal dari pipa milik JOB PPEJ tersebut hanya terlihat di kawasan pantai Desa Kradenan, Kecamatan Palang, Tuban itu saja. Yang mana panjang ceceran minyak di bibir pantai itu tidak sampai satu kilometer.

Seperti halnya yang diungkapkan para nelayan yang berada di pantai Kelurahan Karangsari, Kecamatan Kota, Tuban. Mereka tidak sempat mengetahui adanya ceceran minyak di kawasan pantai tersebut ataupun di tengah laut mereka mencari ikan.

"Kalau di pantai sini tidak sampek ada minyak. Bahkan baru dengan ini kalau ada minyak bocor," ujar para nelayan yang sedang bersantai di pinggir pantai Kelurahan Karangsari, Kota Tuban.[mut]

Berita Tuban - Pemburuan yang dilakukan oleh anggota Sat Reskrim Polres Tuban terhadap pelaku perampokan sadis yang tega membunuh korbannya, Kastuni (55), seorang janda pemilik warung asal Desa Ngadipuro, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban membuahkan hasil, Minggu (23/08/2015).

Anggota dari Sat Reskrim Polres Tuban berhasil menangkap LA Febry Archam (20), pemuda asal Desa Patihan, Kecamatan Widang, Tuban. Pemuda pengguguran itu menjadi pelaku perampokan disertai pembunuhan terhadap Kastuni, yang tak lain adalah tetangga desanya.

Data yang dihimpun wartawan, otak pelaku perampokan sadis di rumah janda tersebut berhasil ditangkap oleh anggota Buser Polres Tuban. Petugas melakukan pengejaran terhadap pelaku yang membunuh Kastuni tersebut selama lebih dari tiga minggu setelah peristiwa pembunuhan.

"Alhamdulillah atas kerja keras anggota kami, pelaku pembunuhan terhadap Kastuni berhasil kita tangkap. Pelaku kita tangkap saat berada di Surabaya," terang AKBP Guruh Arif Darmawan, Kapolres Tuban.

Dalam penangkapan itu, petugas kepolisian harus menembak pelaku perampokan sadis yang nekad membunuh korbannya. Menurut Kapolres pelaku itu ditembak karena berusaha melakukan perlawanan terhadap petugas yang melakukan penangkapan.

"Pelaku berusaha melawan anggota sehingga terpaksa kita lumpuhkan. Selama menjadi buronan, pelaku ini sempat ke Bandung dan kemudian kembali ke Surabaya," lanjutnya.

Sebelum berhasil perlakukan penangkapan terhadap eksekutor pembunuhan jada pemilik warung itu, petugas telah terlebih dahulu menangkap FJ, yang masih anak-anak dan berperan sebagai mata-mata saat Febry merampok di rumah itu. Selain itu penadah yang bertugas menjual barang hasil curian juga telah ditangkap.

"Untuk satu pelaku sengaja kita tidak hadirkan karena masih anak-anak, namun untuk kasus perkaranya terus lanjut. Kita masih melakukan pengembangan atas kasus ini," pungkasnya.

Sementara itu, kasus pembunuhan dan perampokan yang menimpa Kastuni (55), janda warga Desa Ngadipuro, Kecamatan Widang, Tuban terjadi pada 27 Juli 2015 kemarin. Dalam kejadian itu, Febry yang menjadi eksekutor pembunuhan janda itu berhasil mengambil perhiasan emas milik korban. [mut/but]
 

Berita Tuban - Pascaadanya kejadian bocornya pipa minyak dua hari lalu, kondisi pantai laut utara Desa Kradenan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban sudah bersih dari ceceran minyak mentah yang kemarin sempat terlihat di bibir pantai.

Ceceran gumpalan minyak mentah yang berwarna kecokelatan tersebut sudah tidak lagi terlihat di pinggir pantai itu. Sehingga hal itu membuat para nelayan merasa tenang dan tidak sampai mengganggu aktivitas mereka dalam mencari ikan.

"Sekarang sudah bersih," ujar Mujiono (59), nelayan asal Desa Kradenan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban.

Kejadian ceceran minyak mentah yang berada di sekitar pantai tersebut awalnya tidak membuat nelayan curiga. Pasalnya, dengan adanya bau minyak yang ada di kawasan laut, mereka menduga jika hal itu adalah berasal dari solar milik nelayan yang tumpah, bukan akibat dari minyak mentah.

"Awalnya dua hari kemarin saya kira hanya solar nelayan yang tumpah. Tapi setelah di sampai pantai baru tahu kalau ada minyak mentah yang tercecer di pantai," lanjutnya.

Adanya bocornya mintak mentah dari pipa milik JOB PPEJ tersebut tidak sampai mengganggu aktivitas para nelayan untuk mencari ikan. Hal itu karena volume minyak mentah yang tercecer tersebut tidak terlalu banyak dan tidak sampai ke tengah laut tempat mereka mencari ikan.

"Dua hari ini masih terus melaut. Tadi saya juga melaut, di tengah tidak minyak yang terlihat," pungkasnya.

Pantauan di lapangan, ceceran minyak mentah yang berasal dari pipa milik JOB PPEJ tersebut hanya terlihat di kawasan pantai Desa Kradenan, Kecamatan Palang, Tuban itu saja.

Seperti halnya yang diungkapkan para nelayan yang berada di pantai Kelurahan Karangsari, Kecamatan Kota, Tuban. Mereka tidak sempat mengetahui adanya ceceran minyak di kawasan pantai tersebut ataupun di tengah laut saat mereka mencari ikan.

"Kalau di pantai sini tidak sampai ada minyak. Bahkan baru dengar ini kalau ada minyak bocor," ujar para nelayan yang sedang bersantai di pinggir pantai Kelurahan Karangsari, Kota Tuban.[air/mut]

Berita Tuban - Pipa bawah laut yang dioperasikan kontraktor kontrak kerja sama (Kontraktor KKS) blok Tuban, JOB Pertamina-PetroChina East Java (JOB PPEJ) yang bocor pada Kamis, 20 Agustus 2015 telah tertangani dengan baik. Perbaikan pipa telah dilakukan dan selesai pada Jumat (21/8/2015). Secara pararel, dilaksanakan pembersihan tumpahan minyak di perairan dan pantai.

"Jumlah yang bocor diperkirakan 43 barel," kata Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Elan Biantoro di Jakarta, Sabtu (22/8/2015).

Informasi kebocoran pipa pertama kali didapat dari nelayan pada Kamis (20/8/2015) pagi yang menemukan ceceran minyak di perairan laut sekitar 1 kilometer (km) dari pantai Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Tim dari JOB PPEJ langsung ke lokasi mencari sumbernya dan melokalisir ceceran minyak. Berbekal laporan warga, tim fokus pada pipa bawah laut berdiameter 10 inchi berjarak 1 km dari Palang Station.

Terdapat dua pipa penyalur yang dioperasikan JOB PPEJ. Pertama, melalui darat dari Area Pusat Pengolahan (Central Processing Area/CPA) Mudi ke Palang Station. Kedua, jalur pipa bawah laut dari Palang Station ke fasilitas penampung minyak terapung (Floating Storage and Offloading/FSO) Cinta Natomas. Pipa itu untuk menjalankan operasi transfer produksi minyak dari lapangan Sukowati, lapangan Mudi, dan titipan minyak Pertamina EP Aset 4 Cepu dan Pertamina EP Cepu, dari stasiun pengumpul CPA ke FSO Cinta Natomas.

Guna memastikan kebocoran tidak berlanjut dan minyak makin menyebar, pada Kamis (20/8/2015) sore sudah dihentikan pemompaan minyak ke FSO Cinta Natomas. JOB PPEJ mematikan dua dari tiga unit pompa transfer untuk menghentikan aliran minyak yang melewati pipa yang bocor tersebut. Satu unit pompa transfer tetap digunakan untuk memompakan minyak dari CPA ke FSO melalui pipa bawah laut yang lainnya. Hal ini agar tidak mengganggu produksi dan transfer minyak ke FSO Cinta Natomas.

Elan menjelaskan, proses perbaikan pipa dengan cara penjepitan (clamp) selesai Jumat (21/8/2015) sore. JOB PPEJ terus melakukan monitoring untuk mencegah terjadinya kebocoran kembali."Hari ini (Sabtu, 22/8) penyaluran minyak melalui pipa tersebut sudah berjalan normal," katanya.

Dia mengungkapkan, produksi ExxonMobil Cepu Ltd. (EMCL) sempat turun hingga 50.000 barel saat adanya laporan tumpahan minyak. Pada Kamis (20/8/2015), produksi lapangan Banyu Urip, Blok Cepu sempat menjadi 30.000 barel per hari dari produksi normal sebesar 80.000 barel per hari. Pipa penyalur minyak JOB PPEJ dan EMCL memang berdekatan. Setelah diketahui bahwa yang bocor pipa JOB PPEJ, produksi lapangan Banyu Urip kembali normal pada Jumat (21/8/2015).

Elan menambahkan, guna melokalisir dampak tumpahan minyak, JOB PPEJ telah mendapat bantuan kapal dari Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO). Saat ini, tengah dilakukan koordinasi dengan ExxonMobil Cepu Ltd. (EMCL) untuk mengoperasilkan kapal EMCL. "Diharapkan proses penanganan tumpahan minyak ini berjalan cepat," kata Elan.[rea/kun]

Berita Tuban  - Sejumlah warga masyarakat yang tinggal di Dusun Bogor, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban dihebohkan dengan penemuan sebuah gua di kawasan tambang batu kapur yang berada di desa setempat dua hari lalu.

Keberadaan gua yang diberi nama Gua Putri Lintang tersebut pertama kali ditemukan oleh penambang batu kapur yang ada di desa setempat. Sejumlah warga yang mendengar adanya kabar penemuan gua baru tersebut sudah silih berganti untuk melihat dan masuk ke dalam gua, Jumat (21/08/2015).

Gua dengan dinding yang berupa batu kristal dan juga karang tersebut ditemukan berada di lahan tambang batu kapur milik Dirman (60), warga desa setempat. Awalnya tidak ada yang menduga jika di bawah area pertambangan batu kapur tersebut terdapat guanya.

"Mungkin kalau kedalamnya sekitar 20 meter, tapi mulut guanya masih sempit. Ini ditemukan sudah malam Kamis kemarin," terang Trisno, salah satu warga yang melihat gua tersebut.

Gua yang diperkirakan memiliki lebar sekitar 60 meter lebih itu pertama kali diketahui oleh Nista'in, salah satu penambang di lokasi tersebut. Saat itu dia bersama teman-temannya sedang melakukan aktivitas menambang dan melihat ada lubang kecil .

"Saya taunya ada lubang kecil seukuran tangan. Kemudian saya masukkan bambu, tapi lubangnya ternyata kok dalam," terang Nista'in, penemu pertama Gua Putri Lintang tersebut.

Setelah tahu kalau lubang itu dalam, ia bersama penambang lainnya baru menduga jika dibawa lokasi dia menambang batu kapur itu adalah gua. Sehingga lubang tersebut kemudian dibuka dan di perbesar supaya bisa dibuat untuk jalan masuk.

"Setelah itu saya masuk, dan dalamnya ternyata luas bisa untuk berdiri. Lorong-lorongnya juga banyak dan bagus," Nista'in, saat berada di lokasi tersebut.

Sementara itu, meski baru dua hari ditemukan kabar adanya temuan gua baru tersebut dengan cepat terdengar di kalangan warga masyarakat. Hal itu membuat lokasi gua yang berada di tambang kampur sudah ramai dikunjungi oleh warga yang penasaran ingin masuk ke dalam gua.[mut/kun]

Berita Tuban - Hutan jati di wilayah Kabupaten Tuban terbakar lagi, Kamis (20/08/2015). Kebakaran terjadi akibat musim kemarau berkepanjangan selama beberapa bulan terakhir.

Kali ini kebakaran hutan tersebut terjadi di petak 80 resort pemangkuan hutan (RPH) Pakah, BKPH Plumpang, KPH Tuban. Titik api yang membakar sejumlah tanaman di hutan Pakah tersebut menjalar sampai pinggir jalan yang merupakan jalur Pantura Tuban menuju Surabaya.

Dari informasi yang dihimpun wartawan, kebakaran hutan yang sudah sering terjadi sejak dua bulan terakhir ini belum diketahui pasti apa penyebabnya. Jika sudah terbakar, api dengan mudah langsung merembet dan semakin membesar karena banyaknya ranting dan dedaunan yang kering saat musim kemarau.

"Belum tahu penyebab pastinya, tapi hampir tiap tahun terjadi. Mungkin disengaja atau warga yang membuang putung rokok membakar daun kering," terang Sutiyono, Petugas Perhutani RPH Pakah, BKPH Plumpang, KPH Tuban saat berada di lokasi kejadian itu.

Menurut petugas, api yang membakar tanaman kecil di kawasan hutan jati itu sudah diketahui oleh petugas yang berjaga. Namun karena banyaknya dedaunan dan juga ranting yang kering saat musim kemarau seperti ini membuat petugas kesulitan untuk memadamkan api.

Selain itu untuk memadamkan api yang membakar kawasan hutan tersebut petugas juga hanya menggunakan peralatan seadanya. Sehingga upaya petugas kurang maksimal dan hanya bisa dilakukan untuk mencegah supaya kebakaran tidak sampai semakin membesar.

"Petugas sudah berusaha dengan membuat pemisah atau sekat daun-daun yang kering dari titik api, agar api tidak terus menjalar," lanjutnya.

Sementara itu, akibat kebakaran tersebut juga mengkhawatirkan bagi pengguna jalur Pantura Tuban menuju arah Surabaya. Pasalnya salah satu titik api dari kebakaran hutan tersebut sudah sangat dekat dengan jalan raya yang banyak kendaraan melintas.

"Takutnya kalau sampai apinya kena mobil-mobil yang lewat, jadinya juga bahaya. Selain itu asapnya juga mengganggu," ujar Taqin, pengendara motor yang lewat jalur tersebut. [mut/but]

Berita Tuban  - Menjelang pelaksanaan pengamanan tahapan proses Pilkada Kabupaten Tuban yang berlangsung serentak 9 Desember 2015 mendatang, petugas kepolisian jajaran Polres Tuban telah melakukan persiapan pengamanan dengan menggelar Simulasi, Kamis (20/08/2015).

Dalam kegiatan simulasi pengamanan Pilkada Tuban yang berlangsung di alun-alun Kabupaten Tuban itu petugas melakukan antisipasi terjadinya kerusuhan massa saat Pilkada. Selain itu juga dilakukan latihan penanganan teror Bom saat proses tahapan Pilkada berlangsung.

Kegiatan Simulasi Pengamanaman Pilkada Tuban 2015 itu diikuti sebanyak 535 anggota Polres Tuban, anggota Brimob Polda Jatim bersama dengan instansi terkait, yakni TNI dan Satpol PP. Kegiatan dilakukan dengan mengabarkan adanya keributan dan juga kericuhan pada tahan-tahapan Pilkada di Tuban.

"Ini menunjukkan kita siap untuk melakukan pengamanan Pilkada Tuban. Dengan kegiatan ini kita memberikan pemahaman terhadap anggota supaya tidak salah," terang AKBP Guruh Arif Darmawan, Kapolres Tuban setelah kegiatan simulasi itu.

Selain antisipasi terjadinya kericuhan saat mulai dari tahapan kampanye sampai dengan penetapan hasil suara, Polres Tuban juga melakukan simulasi penanganan adanya teror bom. Dalam kegiatan itu digambarkan adanya teror bom yang terjadi di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Untuk melakukan penanganan adanya teror bom di kantor KPU itu, Polres Tuban langsung meminta bantuan dari Tim Penjinak Bom (Jibom) dari Polda Jatim. Sehingga tindakan cepat tersebut digambarkan dapat langsung mencegah bom yang telah di pasang oleh peneror bisa dijinakkan.

"Kita tidak boleh lengah. Kita antisipasi sampai dengan hal kemungkinan terburuk kita sudah siap," lanjut Kapolres Tuban saat berada di alun-alun Kota Tuban.

Sementara itu, dalam pengamanan proses tahapan Pilkada Kabupaten Tuban, Polres Tuban sendiri menyiapkan sebanyak 602 orang anggota. Jumlah tersebut ditambahkan dengan personil dari instansi lainnya, termasuk TNI dan juga Satpol PP.

"Sampai sejauh ini belum ada indikasi kerawanan dalam Pilkada Tuban. Namun kita tetap melakukan antisipasi jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan," pungkasnya.[mut/ted]

Berita Tuban  - Persepam-MU kembali sukses meraih 3 poin, setelah mengalahkan Persatu Tuban, dengan skor 1-2 pada laga lanjutan Grup D Piala Kemerdekaan yang digelar di Stadion Wilis Madiun, Rabu (19/8/2015) malam.

Pada pertandingan tersebut, tim berjuluk Sape Ngamok sempat ketinggalan gol setelah tim lawan sukses merobek jala gawang yang dikawal Sandy Firmansyah, saat laga memasuki menit ke 28'. Skor pun berubah 1-0 untuk keunggulan Persatu Tuban.

Beruntung sebelum babak kedua berakhir, tim binaan Jaya Hartono sukses menyamakan kedudukan melalui eksekusi pinalti penyerang andalan, Sirvi Arvani. Setelah salah satu pemain lawan melakukan pelanggaran handsball di area terlarang.

Gol dari titik dua belas pas itu, tercipta pada menit-menit terakhir pertandingan babak pertama, tepatnya saat laga sudah memasuki menit ke 47'. Skor 1-1 menjadi hasil pertandingan 45' menit babak pertama untuk kedua kesebelasan.

Setelah sukses menyamakan kedudukan pada babak pertama, Persepam-MU mulai berinisiatif untuk kembali menekan pertahanan Persatu Tuban. Serangan bertubi-tubi ke area pertahanan lawan, membuat pertahanan lawan kalang kabut. Bahkan tidak jarang, skuat Sape Ngamok beberapa kali harus dilanggar.

Pelanggaran pemain lawan, juga berdampak positif bagi tim asal Pamekasan. Sebab gol kedua Persepam-MU, justru dihasilkan berkat kreasi tendangan bebas dari luar kotak pinalti, melalui gelandang kreatif Rossy Noprihanis.

Gol gelandang mungil yang dicetak pada menit 66', membuat Persepam-MU tampil di atas angin. Sebab sekalipun sudah memimpin, mereka tetap mempertahankan ritme permainan dengan tempo cukup tinggi hingga 45' menit babak kedua berakhir. Skor 1-2 untuk keunggulan Persepam-MU. [pin/kun]

Berikut Susunan Pemain Persepam-MU vs Persatu Tuban:


Penjaga Gawang: Sandy Firmansyah
Belakang: CH Rifan, Deny Rumba, Rasmoyo (C), Waluyo
Gelandang: Faris Aditama, Khairul Mashuda, Lucky Wahyu, Rossy Noprihanis
Penyerang: Qischil Gandrum dan Sirvi Arvani

Cadangan:
Annas Fitranto (PG), Ach Rifai, Dedy Indra Saputra, FX Yanuar, Faris Maziun, Hari Habrian, Sofwan Slamet

Berita Tuban - Jajaran Sat Reskrim Polres Tuban menggerebek lokasi perjudian jenis Dadu yang biasa dilakukan di area tegalan Desa Tegalrejo, Kecamatan Merakurak, pada siang hari.

Dalam pengrebekan judi tersebut petugas berhasil menangkap tiga orang yang sedang asyik melakukan perjudian tersebut. Satu dari tiga pelaku tersebut merupakan bandar dari permainan judi Dadu yang sudah sering membuka perjudian di tempat tegalan bawah tebing desa itu, Rabu (19/08/2015).

Tiga orang yang tertangkap dalam pengrebekan judi Dadu di siang bolong itu adalah Judi (50), warga Desa Sendanghaji, Kecamatan Merakurak, Tuban yang merupakan bandar dalam permainan itu. Kemudian Supardi (60), warga Desa Tegalrejo, Kecamatan Merakurak, dan Junaidi (30), warga Desa Sugiharjo, Kecamatan Kota Tuban.

"Mereka melakukan perjudian ini di siang hari di bawah tebing. Saat dilakukan pengrebekan banyak warga yang juga ikut berjudi," terang AKP Suharyono, Kasat Reskrim Polres Tuban.

Pengrebekan arena perjudian Dadu tersebut berawal dari keluhan dan laporan warga masyarakat yang merasa terganggu dengan aktivitas perjudian yang dilakukan oleh sejumlah warga yang berasal dari luar desa tersebut. Yang mana judi Dadu itu sudah sering dilakukan pada siang hingga malam hari.

"Anggota yang dapat laporan turun lokasi perjudian itu. Dan ternyata terbukti ada perjudian kemudian langsung dilakukan pengrebekan dan berhasil menangkap tiga pelaku itu," lanjut Kasat Reskrim.

Selain menangkap tiga pelaku, petugas juga berhasil menyita barang bukti berupa uang taruhan sebanyak Rp 410 ribu. Untuk seperangkat peralatan judi Dadu itu, mulai dari mata dadu, lepek, alas untuk nomor dadu juga berhasil disita oleh anggota Unit II Sat Reskrim Polres Tuban sebagai barang bukti.

"Ketiga pelaku yang tertangkap ini semuanya juga sudah pernah di penjara, dua orang kasus judi dan satunya karena pencabulan. Saat ini ketiganya sudah kita amankan untuk proses lebih lanjut," pungkasnya.[mut/kun]

Berita Tuban - Musim kemarau yang sudah terjadi beberapa bulan terakhir membuat sumber air dan juga sungai yang biasa digunakan untuk aliran irigasi persawahan sudah mulai mengering dan membuat petani kesulitan air, Selasa (18/08/2015).

Kondisi itu membuat para petani yang ada di beberapa wilayah di Kabupaten Tuban tidak bisa untuk menanam Jagung ataupun Padi. Sehingga untuk memanfaatkan lahan pertaniannya yang kering petani terpaksa beralih menanam Tembakau.

Seperti halnya yang dilakukan oleh para petani yang berada di Desa Penambangan, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Mereka sudah hampir sejak satu bulan ini beralih melakukan tanam Tembakau yang lebih tanah hidup saat musim kemarau.

"Kalau tanam jagung atau pagi sudah tidak bisa. Saluran sungainya sudah tidak ada airnya," ujar Warto, seorang Petani asal Desa Penambangan, Kecamatan Semanding, Tuban.

Para petani mengaku, untuk kebutuhan pengairan di area tanaman tembakau miliknya mereka harus membeli air dengan menggunakan kendaraan tangki yang biasa berjualan air. Sehingga mereka harus membuat tandon di sawah mereka yang digunakan menyirami tembakau sampai besar. "Airnya harus beli, soalnya tidak terlalu butuh air. Paling setiap hari disiram secukupnya," lanjutnya.

Selain di wilayah Kecamatan Semanding, sejumlah petani yang ada dibeberapa kecamatan lainnya juga banyak yang beralih menjadi petani tembakau. Diantaranya, Kecamatan Plumpang, Kecamatan Bangilan, Singgahan dan Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban.

Yang mana kecematan tersebut selama ini juga menjadi penghasil tembakau terbesar di wilayah Kabupaten Tuban saat musim kemarau. Biasanya tembakau yang dicari oleh tengkulak dan akan di kirim ke luar Tuban adalah tembakau dari Kecamatan Senori dan Bangilan, Tuban.[mut/kun]
Foto Ilustrasi

Berita Tuban -Anggota Polres Tuban melakukan penggerebekan sebuah rumah yang berada di Wilayah Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban yang diduga dijadikan sebagai tempat pesta sabu-sabu (SS).

Dalam penggerebekan tersebut petugas berhasil mengamankan seorang warga dan seorang oknum polisi yang keluar dari lokasi tersebut. Sedangkan satu orang lainnya berhasil kabur setelah tahu ada petugas dari Polres Tuban yang melakukan penggerebekan.

Seorang warga yang ditangkap setelah pesat SS itu berinisial WK, warga Desa Temaji, Kecamatan Jenu, Tuban. Sedangkan untuk oknum polisi yang juga tertangkap saat itu berinisial DP, oknum polisi yang bertugas di Polsek Jenu, Tuban.

"Setelah dilakukan pemeriksaan tes urin, keduanya baik warga sipil maupun oknum anggota ini hasilnya positif," terang AKBP Guruh Arif Darmawan, Kapolres Tuban, Minggu (16/08/2015).

Penggerebekan pesta SS tersebut dilakukan oleh petugas kepolisian Polres Tuban pada hari Kamis (13/08/2015) dini hari kemarin. Dari informasinya saat dilakukan penangkapan WK dan DP sudah akan keluar dari rumah yang digunakan pesta SS dan akan pulang.

Dalam penggerebekan dugaan adanya pesta SS yang dilakukan seorang warga bersama oknum polisi tersebut, petugas tidak berhasil menemukan barang bukti SS maupun peralatan yang digunakan. Pasalnya saat melakukan penggerebekan petugas juga hanya berjumlah dua orang dan membuat satu pelaku kabur.

"Ada satu orang yang saat itu berhasil kabur dan barang bukti juga tidak ada. Makanya masih kita kembangkan," lanjut Kapolres Tuban.

Dengan tidak adanya alat bukti, sehingga WK, seorang pengusaha yang sudah dinyatakan positif pemakai narkoba, akhirnya dilepaskan oleh petugas Polres Tuban. Sedangkan untuk oknum anggota yang terbukti sebagai pemakai barang haram itu akan dilakukan penindakan sesuai prosedur yang berlaku.

"Saya tidak pernah menoleransi terhadap anggota yang melanggar aturan. Apalagi terkait dengan narkoba, pasti kita proses," pungkasnya. [air/mut]
Foto Ilustrasi


Berita Tuban -Sebuah kendaraan mobil bak terbuka L 300 hangus dan rusak parah dibakar warga saat berada di kawasan lahan persil milik Perhutani yang berada di Desa Nguluhan, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, Sabtu malam.

Kendaraan bak terbuka tersebut merupakan milik kawanan pencuri singkong yang biasa beraksi untuk mencuri tanaman singkong milik warga desa setempat. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, lantaran para pencuri berhasil kabur saat aksinya diketahui warga.

Dari sejumlah informasi yang dihimpun wartawan, kejadian pembakaran kendaraan pik up nopol K 1903 KE tersebut berawal saat kendaraan tersebut berada di lokasi lahan pertanian milik Handoko (46), warga desa setempat yang ada di hutan Nguluhan. Kendaraan tersebut diketahui digunakan untuk mengangkut singkong hasil curian dari persil milik Handoko.

"Awalnya pemilik lahan mengetahui ada beberapa orang melakukan pencurian singkong di persilnya. Sehingga korban memberitahukan kepada warga lainnya," terang AKP Suharyono, Kasat Reskrim Polres Tuban, Minggu (16/08/2015).

Mengetahui hal tersebut, warga yang sudah kesal dengan maraknya aksi pencurian singkong langsung berinisiatif untuk melakukan penggerebekan dengan mendatangi para pelaku pencurian. Sehingga puluhan warga desa setempat langsung mendatangi pelaku pencurian singkong dengan membawa mobil itu.

"Pemilik mobil diketahui bernama Sutrisno, warga Desa Tangkis, Kecamatan Singgahan. Saat dilakukan penggerebekan oleh warga, pengemudi mobil bersama dengan dua orang lainnya berhasil kabur," lanjut Kasat Reskrim.

Mengetahui pemilik kendaraan pik up yang sudah mengangkut singkong itu kabur bersama pelaku lain, massapun marah. Mereka tanpa dikomando langsung membakar kendaraan bak terbuka yang mengangkut singkong hasil curian tersebut.

Akibat kejadian tersebut kondisi mobil tersebut ludes terbakar dilalap api. Selanjutnya mobil yang sudah dalam kondisi hangus tersebut langsung diamankan oleh petugas Polres Tuban guna dilakukan penyelidikan lebih atas kasus pencurian tersebut.

"Tidak sampai ada korban jiwa ataupun korban luka. Kita masih melakukan penyelidikan lebih lanjut atas kasus peristiwa pencurian untuk menangkap pelakunya," pungkasnya.[mut/air]

Berita Tuban -Banyak hal yang biasa dilakukan oleh warga masyarakat dalam memperingati dan merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia. Seperti dengan membuat kegiatan perlombaan-perlombaan di kalangan masyarakat.

Namun ada hal yang berbeda yang dilakukan oleh anggota Polsek Rengel, Polres Tuban bersama dengan komunitas sepeda kuno yang ada di Kecamatan Rengel, Tuban. Mereka memperingati HUT RI yang ke 70 tahun dengan cara mengunjungi para veteran pejuang yang ada di wilayah kecamatan itu.

Hal tersebut dilakukan bertujuan untuk mengenang jasa para pejuang dan untuk menghargai perjuangan para veteran yang ikut melakukan perang merebut kemerdekaan tujuh puluh tahun silam.

Pasalnya, banyak veteran pejuang kondisinya justru memprihatinkan dan jasanya terlupakan. "Di wilayah Kecamatan Rengel ini ada dua orang yang benar-benar veteran perjuangan. Dan satu veteran ini usianya sudah lebih dari 90 tahun dan mengalami sakit," terang AKP Musa Bachtiar, Kapolsek Rengel, Polres Tuban, Minggu (16/08/2015).

Puluhan orang yang merupakan pecinta sepeda kuno yang ada di kecamatan tersebut bersama dengan anggota Polsek Rengel mengunjungi rumah Mustajab (92), seorang Veteran Pejuang yang tinggal di Desa Rengel, Kecamatan Rengel, Tuban. Yang mana kondisi pejuang tersebut saat ini sudah mengalami sakit dan sulit untuk bangun.

Setelah mengunjungi veteran yang kondisinya sakit mereka rombongan pecinta sepeda kuno yang mengenakan pakaian ala pejuang juga mengunjungi rumah Karsidi (92), Veteran Pejuang yang sekarang ini tinggal di Desa Punggulrejo, Kecamatan Rengel, Tuban.

"Untuk Pak Karsidi ini kondisinya masih sehat dan masih bisa bercerita tentang perjuangan dulu. Kalau untuk Pak Mustajab kondisinya sakit dan memang butuh perhatian," lanjut AKP Musa.

Musa menjelaskan, bahwa tujuan dari kegiatan tersebut dilakukan adalah untuk memberikan penghormatan kepada para penjuang yang ikut berperang saat merebut kemerdekaan pada zaman dahulu. Sehingga akan timbul rasa nasionalisme di kalangan para generasi penerus bangsa. [air/mut]

Berita Tuban - Ridha Taqoballah alias Indra (23), pemuda asal Dusun Jungcangan, Desa Bagandan, Kecamatan Bagandan, Kabupaten Pamekasan, yang ditangkap Polres Tuban lantaran kasus pencabulan dan membawa kabur gadis di bawah umur, ternyata masuk daftar pencarian orang (DPO).

Indra merepukan DPO Polres Sampang lantaran melakukan penggelapan sepeda motor milik seorang warga. Selain itu pemuda yang penah menjadi seorang TKI di Malaysia tersebut juga terlibat kasus penggelapan di beberapa wilayah lainnya yang pernah disinggahi oleh pelaku.

"Pelaku ini merupakan masuk DPO kasus penipuan dan juga penggelapan TKP Polres Sampang," terang AKP Suharyono, Kasat Reskrim Polres Tuban, Sabtu (15/08/2015).

Dari hasil pemeriksaan sementara yang dilakukan oleh Sat Reskrim Polres Tuban, pria bertubuh kekar tersebut mengakui telah dua kali menggelapkan sepeda motor milik ibu kos yang berada di Kabupaten Sampang tempat korban tinggal. Selain itu juga mengakui telah menggadaikan sepeda motor lain milik ibu kos di Kabupaten Mojokerto dan Jogjakarta.

"Setiap kendaraan yang berhasil dibawa pelaku di jual dengan harga dua juta rupiah. Modusnya pelaku mencari tempat kos dan kemudian setelah kos pinjam sepeda motor milik ibu kosnya dan lalu dijual," lanjutnya.

Sementara itu, selain menggelapkan sepeda motor milik ibu kos, pemuda bertubuh pendek tersebut juga menggelapkan sepeda motor milik SR (16), gadis SMA asal Kabupaten Tuban yang selama 22 hari dibawa kabur dan belasan kali dicabuli oleh pemuda tersebut. Sepeda motor korban itu diberikan kepada pacar pelaku yang ada di Madura.

"Berdasarkan pengakuannya, sepeda motor korban pencabulan itu oleh pelaku diberikan kepada pacarnya. Kita masih melakukan penyelidikan lebih lanjut," sambung Kasat Reskrim.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ridha Taqoballah alias Indra (23), ditangkap petugas kepolisian Polres Tuban setelah melakukan pencabulan terhadap SR gadis asal Kabupaten Tuban. Korban yang baru masuk SMA itu disetubuhi pelaku selama belasan kali dan dibawa kabur selama 22 hari ke berbagai kota yang ada di Jawa Timur.[mut/kun]

Berita Tuban  - Laga perdana Persatu Tuban melawan Persibo Bondowoso di grup D Piala Kemerdekaan, tim kebanggaan Ronggomania itu optimis menang.

Bahkan, manajemen Persatu sudah mematok target dengan selisih dua gol. "Targetnya kita harus unggul 2-0. Kami yakin karena komposisi pemain kita cukup berkualitas," kata Fahmi Fikroni, Manager tim Persatu Tuban.

Oleh sebab itu, pada laga yang dihelat di Madiun itu, Roni berharap seluruh pemain yang diboyong bisa fokus dan memperhatikan intruksi pelatih. Selain itu kekompakan dan koordinasi antar pemain juga harus tetap dijaga untuk meraih kemenangan. "Target kita juara di kompetisi ini. Makanya saya berharap seluru pemain fokus dan sungguh-sungguh dalam bertanding," jelasnya.

Masih kata Roni yang juga anggota DPRD Tuban, pada turnamen yang digagas Tim Transisi itu, Persatu mematok target cukup tinggi, yakni juara.

Rencananya, tim Persatu akan bertolak ke Madiun pada 16 Agustus dengan membawa 23 pemain, termasuk 6 mantan pemain ISL.

"Kita akan berangkat tanggal 16 Agustus. Semua pemain akan kami sertakan. Namun untuk beberapa pemain andalan kita, termasuk beberapa pemain baru, masih melihat bagaimana kondisinya untuk diturunkan. Jika memang diperlukan dan memungkinkan mengapa tidak," pungkasnya. [kun]

Berita Tuban - Proyek pengerukan jalan raya penghubung antara Kabupaten Tuban dengan Kabupaten Bojonegoro, tepatnya di jalan Desa Menilo, Kecamatan Soko, Tuban dikeluhkan warga masyarakat dan juga pengguna jalan.

Pasalnya kondisi jalan utama penghubung dua kabupaten itu dibiarkan begitu saja oleh kontraktor yang menggarap proyek itu. Proses pengerukan aspal jalan tersebut sudah dilakukan sekitar satu minggu lalu, tetapi sampai saat ini belum ada tindakan lebih lanjut, Kamis (13/08/2015).

Pantauan wartawan, kondisi jalan provinsi tersebut mengalami kerusakan yang sangat parah pascaaspalnya dikeruk oleh penggarap proyek yang diduga akan melakukan perbaikan.

Panjang jalan yang dikeruk tersebut mencapai sekitar 500 meter dan pengerukan pada kedua jalur jalan raya itu dengan kedalaman sekitar satu meter.

"Mungkin ini jalannya akan diperbaiki, tapi kenapa setelah dikeruk kok dibiarkan saja. Sampai sekarang malah proyeknya mandek," ujar Adam, salah satu warga Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban.

Setelah aspalnya dilakukan pengerukan kondisi jalan raya Tuban-Bojonegoro tersebut justru banyak yang berlubang. Sehingga membuat kondisi jalan itu justru mengalami kerusakan sangat parah dan membuat arus lalu lintas kendaraan sangat terganggu.

"Kondisinya ini sangat parah dan juga bergelombang serta berlubang. Kalau untuk kendaraan yang ada muatannya juga rawan terguling," ungkap Ahmad, seorang pengemudi truk yang biasa lewat jalur tersebut.

Selain itu akibat dari pengerukan seluruh badan jalan tersebut sering membuat kemacetan panjang di jalur tersebut lantaran banyak kendaraan yang terperosok pada lubang galian.

Selain itu juga berdebu yang sangat menganggu bagi warga masyarakat saat ada kendaraan melintas. "Ini jalurnya ramai, kalau tidak hati-hati bisa jatuh untuk sepeda motor dan sering macet. Debunya juga sangat mengganggu apalagi kondisi panas," pungkasnya.

Sementara itu, belum diketahui pasti perusahaan apa yang menggarap proyek di jalan provinsi penghubung antarkabupaten tersebut. Hingga saat ini hanya terlihat beberapa alat berat yang ada di pinggir jalan sekitar lokasi pengerukan tanpa ada aktivitas apapun.[air/mut]

Berita Tuban - Peristiwa kecelakaan maut kembali terjadi di jalanan yang ada di Kabupaten Tuban. Dalam peristiwa hari ini saja, dua orang pengendara motor tewas setelah terlibat di jalan pedesaan yang ada di Kabupaten Tuban, Rabu (12/08/2015).

Dari data yang dihimpun wartawan, dua pengendara motor yang tewas dalam kecelakaan masing-masing adalah Ngatimin (65), warga Desa Jadi, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Petani tersebut mengalami kecelakaan dengan kendaraan truk di Dusun Gembul, Desa Jadi, Kecamatan Semanding.

Kejadian tewasnya Ngatimin itu berawal saat korban mengendarai sepeda motor nopol S 5527 GQ berusaha mendahului kendaraan truk yang nopol S 8040 UN yang dikemudikan Hantoko (20), warga Desa Jadi, Kecamatan Semanding, Tuban. Saat itu kondisi jalan sepit dan pandangan kurang bebas namun korban tetap memaksa nyalip dengan turun dari bahu jalan.

"Pada saat berada di samping truk sepeda motor korban oleng dan korban terjatuh. Sehingga mengakibatkan kecelakaan tersebut," terang Iptu Nungki, Kanit Laka Sat Lantas Polres Tuban.

Korban kedua dalam peristiwa kecelakaan kali ini adalah Suto, pengendara motor warga Desa Boto, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Suto menjadi korban tabrak lari setelah ia menabrak pejalan kaki yang akan menyeberang di jalan Desa Sugiharjo, Kecamatan Kota Tuban.

Dari keterangan sejumlah saksi mata yang ada di kejadian, saat itu korban Suto mengendarai sepeda motor nopol S 2174 HD berjalan dari arah barat. Saat di lokasi kejadian, sepeda motor itu menabrak pejalan kalali Bayu, seorang pemuda yang kebetulan akan menyeberang jalan dan membuat pengendara motor itu terjatuh.

"Saat yang bersangkuta (Suto) jatuh di jalan kemudian ditabrak sepeda motor lain dari arah berlawanan dan membuat korban mengalami luka parah dan akhirnya meninggal dunia saat di rumah sakit. Sedangkan untuk pengendara motor yang menabrak korban berhasil kabur," lanjut Kanit Laka Polres Tuban itu.

Sementara itu, selain di dua lokasi jalan tersebut kecelakaan juga terjadi di jalan penghubung kecamatan Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban yang melibatkan sepeda motor dan dua mobil. Akibatnya tiga orang luka-luka dan satu diantaranya kondisinya kritis yang masih mendapatkan perawatan di RSUD Dr R Koesma Tuban.

Dengan banyaknya peristiwa kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa yang terjadi di Kabupaten Tuban, para pengemudi dihimbau untuk selalu waspada di jalan raya. Petugas kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut atas terjadinya tiga peristiwa kecelakaan yang mengakibatkan dua orang tewas itu. [mut/but]

Berita Tuban - Bumi peternakan Sapi Wahyu Utama yang berada di Desa Sukolilo, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban mendapatkan permintaan pengiriman Sapi ke Jakarta menyusul adanya kelangkaan Daging Sapi di wilayah Jakarta dan sekitarnya itu.

Dengan adanya pesanan untuk pengiriman sapi ke Jakarta, pihak peternakan Bumi Wahyu Utama itu telah menyediakan puluhan sapi yang sudah siap kirim. Biasanya sebelum ada kelangkaan daging, sudah lama tidak pernah ada permintaan sapi untuk di kirim ke Jakarta, Rabu (12/08/2015).

Adanya pesanan sapi dari Jakarta setelah terjadi kelangkaan daging sapi yang mengakibatkan pedagang demo beberapa hari lalu dibenarkan oleh Joko Utomo, selaku pengelola Bumi Peternakan Wahyu Utama Kabupaten Tuban.

"Iya, ini ada pesanan lagi 49 ekor untuk ke Jakarta. Dari Jakarta sudah lama tidak minta, kemarin baru menghubungi meminta lagi," ujar Joko Utomo, Pengelola Bumi Peternakan Wahyu Utama, peternakan sapi terbesar di Kabupaten Tuban.

Joko menjelaskan, bahwa selama ini pihaknya hanya melakukan pengiriman dan memasok Sapi dari hasil peternakannya di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban saja. Sedangkan untuk stok Sapi di peternakan tersebut masih sangat mencukupi jika ada permintaan dari luar Kabupaten Tuban.

"Selama ini hanya memasok wilayah Tuban dan Bojonegoro saja. Kalau untuk di Tuban kita hanya memotong sekitar 3 ekor sapi untuk satu hari," lanjutnya.

Sementara itu, Pipin Dwi Larasati, selaku Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Tuban, membenarkan kalau sudah lama Jakarta tidak pernah meminta pasokan ternak dari Tuban. Yang mana selama sekitar tiga tahun terakhir tidak pernah ada permintaan Sapi dari Jakarta.

"Sudah ada sekitar tiga tahunan Tuban tidak memasok ternak ke Jakarta. Alasannya karena ternak dari sekitar Jawa Tengah dan daging impor lebih murah," jelas Pipin.

Untuk di Kabupaten Tuban sendiri, konsumsi daging mencapai sekitar 13 ekor perhari atau sekitar 390 ekor perbulan. Jumlah kebutuhan daging sapi tersebut semua pasokan didapat dipenuhi dari peternak lokal Kabupaten Tuban saja. "Selama ini kan dari peternak lokal sudah bisa mencukupi kebutuhan daging yang ada di Tuban," pungkasnya.[mut/kun]



Berita Tuban - Kegiatan pawai Budaya yang diikuti puluhan peserta dari pelajar tingkat SMP dan SMA sederajat se- Kabupaten Tuban berlangsung meriah.

Puluhan ribu warga masyarakat Kabupaten Tuban nampak berjubel memadati jalan yang di lewati rute pawai itu, Selasa (11/08/2015).

Hal itu membuat sejumlah ruas jalan di Kota Tuban yang di lewati Pawai Budaya 2015 tersebut mengalami kemacetan total dan terpaksa harus ditutup. Sejumlah pengendara dan juga warga yang akan melewati jalanan tengah Kota Tuban itu harus kesulitan untuk menerobos penonton.

Sejumlah ruas jalan yang terpaksa harus ditutup total dengan adanya kegiatan Pawai Budaya dalam Rangka HUT RI yang ke 70 itu adalah jalan Basuki Rahmad, jalan Sunan Kalijogo serta jalan Teuku Umar, Kota Tuban. Yang mana jalan-jalan tersbut penuh dengan penonton yang melihat karnaval sejal siang hari.

"Ini sudah penuh, mau lewat juga susah. Sepanjang jalan Basuki Rahmad full orang yang menonton," ujar Avan, salah satu warga yang tinggal di jalan Basuki Rahmad, Kota Tuban.

Para warga yang tinggal di jalan Basuki Rahmad dan juga jalan Sunan Kalijogo harus berputar-putar saat akan pulang ke rumahnya. Pasalnya setiap gang-gang kecil sepanjang jalan tersebut sudah tampak dipenuhi warga yang berdisi melihat iring-iringan pawai budaya tersebut.

"Ini harus muter-muter cari jalan celah supaya bisa pulang. Hampir setiap gang sudah penuh orang melihat karnaval," lanjut Anan, warga lainnya.

Penutupan jalan yang akan masuk ke tengah Kota Tuban yang dijadikan sebagai rute pawai tersebut dilakukan mulai bundaran Patung Letda Sucipto, Kota Tuban. Untuk kendaraan yang menuju arah Semarang yang biasanya lewat jalan Teuku Umar dialihkan melalui jalan Letda Sucipto.

Sementara itu, untuk kegiatan pawai budaya Tahun 2015 ini di Kabupaten Tuban diikuti sebanyak 29 peserta dari para pelajar tingkat SMP dan SMA sederajat. Pawai itu start dari alun-alun Kota Tuban dengan melewati rute jalan Veteran, jalan Basuki Rahmad, jalan Sunan Kalijogo dan finis di depan GOR jalan Teuku Umar Kota Tuban.[mut/ted]

Berita Tuban - Peristiwa kecelakaan beruntun yang melibatkan dua sepeda motor dan kendaraan truk tangki terjadi di jalur Pantura Tuban tepatnya di jalan Tuban-Surabaya KM 25-26, Desa Widang, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Selasa (11/08/2015).

Dalam peristiwa tersebut satu korban tewas dengan kondisi mengenaskan setelah kepalanya terlindas kendaraan truk tangki pengangkut minyak. Sedangkan satu korban lain yang juga pengendara motor mengalami luka-luka akibat terjatuh dari kendaraannya.

Korban tewas dalam kecelakaan beruntun yang melibatkan tiga kendaraan itu adalah Kuncoro Budi Utomo (41), penjual jangkrik asal Desa Babat, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan. Sedangkan korban luka-luka adalah Ridwan (46), penjual Ayam asal Desa Klotok, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban.

Dari informasi yang dihimpun wartawan, kejadian kecelakaan maut itu berawal saat Kuncoro Budi Utomo mengendarai sepeda motor nopol S 4472 JZ dengan membawa rengkek berisikan jangkrik berjalan dari arah Babat menuju Tuban. Selanjutnya saat di lokasi kejadian Kuncoro diduga hendak mendahului sepeda motor nopol S 2564 GL yang dikendarai oleh Ridwan yang mengangkut ayam dengan membawa gerobak.

"Saya dari arah Babat ditubruk dari belakang. Saya terlempar ke kiri dan sepeda saya ke kanan, jadi saya selamat," ujar Ridwan, pengendara motor yang terlibat dalam kecelakaan tersebut.

Setelah menabrak sepeda motor yang dikendarai Ridwan, Kuncoro terjatuh ke kanan bersama dengan sepeda motornya. Sedangkan dari arah bersamaan terdapat kendaraan truk tangki nopol S 8542 UB yang dikemudikan oleh Suwono (37), warga Desa Pekuwon, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro.

Akibat jarak antara korban jatuh dengan kendaraan tangki minyak itu terlalu dekat membuat korban langsung terlindas ban truk sebelah kiri bersama dengan sepeda motornya. Kuncoro langsung tewas di lokasi kejadian lantaran kepalanya hancur setelah terlindas ban.

"Saya ketiban sial saja, saya tidak sampai menyenggol kendaraan itu, tau-tau mereka jatuh ke kanan. Tadi sudah saya rem tapi tidak langsung berhenti karena muatan berat," ungkap Suwono, pengemudi truk tangki.

Jenazah Kuncoro, penjual jangkrik yang tewas dalam kondisi mengenaskan itu dievakuasi oleh petugas dan di bawa ke kamar jenazah RSUD Dr R Koesma Tuban. Sedangkan kondisi dua sepeda motor yang telibat dalam kecelakaan itu juga hancur karena terlindas truk bermuatan berat.

"Kita telah melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) guna penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan apa penyebab dari kecelakaan itu," jelas IPTU Nungki, Kanit Laka Sat Lantas Polres Tuban.[mut/ted]


Berita Tuban - Ridha Taqoballah alias Indra (23), pemuda asal Dusun Jungcangan, Desa Bagandan, Kecamatan Bagandan, Kabupaten Pamekasan harus mendekam di sel tahanan Mapolres Tuban. Penahanan dilakukan setelah belasan kali melakukan pencabulan dan menyetubuhi gadis di bawah umur, Senin (10/08/2015).

Pelaku yang merupakan mantan Tenaga Kerja Asing (TKI) dari Malaysia tersebut berkenalan dengan korban SR (16), pelajar yang baru masuk tingkat SMA itu setelah pelaku ziarah ke Makam Sunan Bonang. Indra berkenalan dengan korban saat berkorban ikut berjualan di pasar sore, Kota Tuban.

Dari informasi yang dihimpun wartawan, pencabulan dan persetubuhan terhadap SR berawal saat Ridha alias Indra pemuda yang mengaku sebagai seorang wartawan tersebut berziarah ke sejumlah tempat yang ada di Tuban. Selanjutnya saat jalan di pasar Sore Tuban pelaku yang bertubuh pendek tersebut bertemu dengan korban.

"Korban saat itu sedang membantu budenya jualan baju di Pasar Sore. Pelaku mengajak korban berkenalan dan satu hari setelah pertemuan itu mereka sepakat menjalin asmara," terang AKP Elis Suendayati, Kasubbag Humas Polres Tuban.

Selanjutnya, setelah jadian bahwa mereka pacaran pria yang pernah bekerja sebagai TKI itu langsung mengajak korban berjanjian di Hotel Indonesia, jalan KH Musta'in, Kota Tuban. Kemudian pelaku mengajak korban untuk jalan-jalan keliling Kota Tuban.

"Saat baru sebentar jalan-jalan, pelaku mengajak korban kembali ke hotel dengan alasan ada barang yang ketinggalan. Selanjutnya saat di kamar nomor 18, pelaku merayu dan berhasil menyetubuhi korban yang baru masuk sekolah tingkat SMA tahun ini," lanjut mantan Kapolsek Kerek, Kabupaten Tuban.

Tak hanya itu, setelah berhasil satu kali menyetubuhi anak-anak itu pelaku selanjutnya membawa korban kabur dari Kota Tuban selama 22 hari. Pelajar yang baru masuk SMA tersebut diajak ke berbagai kota yang ada di Jawa Timur dan juga Jawa Tengah untuk jalan-jalan.

"Selama diajak pelaku korban diajak pindah-pindah tempat termasuk ngekos. Pelaku sendiri telah melakukan perbuatan layaknya seorang istri dengan korban sebanyak tujuh belas kali," lanjutnya.

Orang tua korban yang mengetahui anaknya tidak pulang selama 22 hari tersebut langsung melaporkan kejadian itu kepolisian. Selain itu orang tua korban juga curiga dengan status pelaku yang mengaku sebagai wartawan setelah melihat KTP milik pemuda itu yang ternyata palsu.

"Pelaku mengakui jika KTP itu palsu dan dibuat di Batam saat ia akan berangkat menjadi TKI. Kini pelaku sudah ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut," pungkasnya. [mut/but]

Berita Tuban - Truk tronton ekspedisi mengalami rem blong dan menabrak dua rumah yang ada di depan SMKN 2 Tuban, jalan M Yamin, Kelurahan Gedongombo, Kabupaten Tuban, Senin (10/08/2015).

Untungnya, pada peristiwa itu tidak ada korban jiwa. Truk tronton dengan nopol L 9984 UY yang dikendarai oleh Seger (58), warga Desa Badurame, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan mengalami rem blong dan hilang kendali saat jalanan turun sebelum simpang empat kapur.


Menurut Seger, truk yang dikendarainya dari arah Surabaya untuk mengirim barang ke pasar baru Tuban. Namun saat di jalan HOS Cokroaminto yang kondisi jalan menurun, dirinya mengaku rem truknya blong. "Mulai atas jalan turun itu tahu kalau rem blong. Saya coba rem tidak bisa, jadinya bingung," ujar Seger di lokasi kejadian.

Lanjut Seger, meski sudah berupaya menghentikan kendaraannya dengan cara mengurangi gigi kendaraan, truk yang disopirinya tetap masih melaju karena kondisi muatan penuh. Kendaraan baru bisa berhenti setelah menabrak pagar rumah milik Tasiban yang ada di pinggir jalur pantura itu.

"Saya sudah kurangi gigi dan mencoba sempat ke kanan, tapi tidak bisa berhenti. Akhirnya langsung ke kiri ini nabrak rumah, kalau tadi lurus malah bahaya banyak korbannya," ungkap pengemudi truk apes itu.

Akibat kejadian tersebut, dua pagar dan juga teras rumah milik warga tersebut mengalami kerusakan yang sangat parah karena kondisinya hancur. Selain itu kendaraan truk juga mengalami kerusakan parah pada bagian depannya karena benturan yang keras sebelum berhasil berhenti.

"Untung tadi waktu kejadian sepi kendaraan dan juga pelajar mau menyeberang, jadi tidak sampai ada korban. Biasanya di sekitar ini banyak pelajar SMK yang nunggu nyeberang mau masuk sekolah," ungkap warga yang ada di lokasi kejadian.[mut/kun]

Berita Tuban - Petugas kepolisian dari jajaran Polsek Rengel, Polres Tuban melakukan pengrebekan sebuah rumah yang berada di Desa Maibit, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban yang dijadikan sebagai arena perjudian Domino jenis Kiyu-kiyu.

Dalam pengrebekan arena perjudian itu petugas berhasil mengamankan sebanyak tiga orang pelaku yang sedang asyik berjudi. Selain itu petugas juga berhasil menyita uang sebesar Rp 10 juta lebih yang digunakan sebagai taruhan oleh para pelaku, Minggu (09/08/2015).

Tiga pelaku judi Domino kelas kakap itu adalah AS (26), KL (56), warga Desa Maibit, dan SL (35), warga Desa Pekuwon, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Adapun KL merupakan bos penebas gabah dan pemilik selep gabah yang berada di wilayah Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban.

"Mereka melakukan perjudian mulai malam sampai pagi tadi. Kemudian kita lakukan pengrebekan," terang AKP Musa Bakhtiar, Kapolsek Rengel, Polres Tuban.

Kapolsek menjelaskan, jika pengrebekan tersebut berawal adanya informasi dari warga masyarakat. Selanjutnya beberapa petugas dari anggota Reskrim Polsek Rengel melakukan penyelidikan dengan mendatangi lokasi rumah salah satu warga yang menjadi tempat perjudian.

"Saat dilakukan pengrebekan yang melakukan perjudian hanya tiga orang pelaku itu. Semuanya berhasil kita tangkap dan langsung kita amankan ke Polsek Rengel," sambungnya.

Selain mengamankan tiga orang pelaku, dari lokasi pengrebekan judi Domino petugas juga berhasil menyita barang bukti berupa satu set kartu domino, alas untuk berjudi dan uang tunai. Adapun total uang tunai yang berhasil diamankan sebesar Rp 10.266.000 yang merupakan uang taruhan.

"Pelaku kita jerat dengan pasal 303 KUHP tentang perjudian dengan ancaman hukuman selama sepuluh tahun penjara. Kini pelaku masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut," pungkasnya.[mut/ted]

Berita Tuban - Kegiatan kirab para dewa dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Kongco Kwan Sing Tee Koen klenteng Kwan Sing Bio (KSB) Tuban diikuti oleh puluhan dewa yang berasal dari berbagai klenteng dari beberapa daerah.

Hal itu membuat jalur Pantura Tuban yang dari arah Semarang menuju Surabaya terpaksa harus di tutup total guna menghindari kemacetan. Akibat penutupan jalur nasional itu arus kendaraan yang menuju Surabaya harus di alihkan, Minggu (09/08/2015).

Pantauan wartawan, penutupan jalan di jalur Pantura Tuban itu di mulai dari simpang tiga terminal lama jalan RE Martadinata, Kabupaten Tuban. Pasalnya rute kirab puluhan dewa dari berbagai klenteng start dari klenteng Kwan Sing Bio Tuban yang ada di jalan tersebut.

Kendaraan truk muatan berat maupun mobil pribadi dan juga mobil penumpang umum yang biasa melewati jalan RE Martadinata dan jalan Panglima Sudirman, diarahkan ke selatan melalui jalan Teuku Umur, Kota Tuban. Sehingga kendaraan tidak melewati alun-alun seperti biasanya.

"Kalau lewat selatan ini susah, kita kendaraan muatan berat. Dan sudah pasti macet," ungkap Umar, salah satu pengemudi truk yang lewat jalur Pantura Tuban itu.

Penutupan jalur nasional tersebut telah dilakukan oleh petugas kepolisian sejak pagi tadi untuk menghindari kemacetan parah saat pelaksanaan kirab puluhan dewa. Adapun jalur pantura baru akan dibuka kembali setelah kegiatan kirab selesai peserta telah kembali ke klenteng Kwan Sing Bio.

"Putupan jalan nanti sampai dengan kegiatan sudah selesai," terang AKP Dyno Indra, Kasat Lantas Polres Tuban saat ikut melakukan pengamanan kegiatan kirab tersebut.

Sementara itu, akibat kegiatan tersebut membuat arus lalu lintas di jalur pantura Tuban dan juga jalur tengah Kota Tuban yang dilewati kirab kondisinya semrawut dan mengalami kemacetan parah. Ratusan petugas kepolisian dari berbagai satuan diterjunkan untuk melakukan pengamanan dan pengaturan arus lalu lintas. [mut/but]

Berita Tuban - Pembangunan Pagoda sembilan lantai di kawasan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio (KSB) jalan RE Martadinata, Kabupaten Tuban yang sudah lama direncanakan sampai saat ini masih belum terlaksana karena berbagai kendala, Sabtu (08/08/2015).

Namun untuk saat ini pihak pengurus dari Klenteng Kwan Sing Bio Tuban telah memasang papan pengumuman terkait rencana pembangunan Pagoda tersebut. Pihak klenteng menyatakan bahwa pembuatan pagoda sembilan lantai itu akan segera dilaksanakan pada tahun 2016 mendatang.

Dari informasi yang dihimpun wartawan, pagoda klenteng tersebut pada awalnya akan dibangun di pantai yang tepat di depan klenteng. Tetapi pembangunan yang direncanakan di pinggir laut tidak mendapatkan ijin dari Pemerintah Kabupaten Tuban.

Hal itulah yang membuat pihak klenteng memutuskan pembangunan akan di lakukan di lahan milik klenteng sendiri. Yang lokasi pagoda sembilan lantai tersebut akan di bangun di belakang tempat ibadah tri dharma itu.

Alim Sugiantoro, Koordinator pembangunan Pagoda Klenteng Kwan Sing Bio Tuban mengklaim bahwa pembangunan pagoda yang akan dilakukan di belakang klenteng itu telah mendapatkan respon positif dari Pemkab Tuban. Pasalnya pembangunan dilakukan di lahan milik klenteng sendiri. 

"Pembangunan pagoda sembilan lantai tidak masalah, karena di bangun di atas tanah kita. Respon positif terkait pembangunan pagoda pada tahun 2016 muncul dari Pak Bupati yang sudah di sampaikan kepada ketua umum," terang Alim Sugiantoro.

Menurut Alim, dengan adanya respon positif yang akan mendapatkan ijin pembangunan pagoda di komplek TITD Kwan Sing Bio tersebut pihaknya langsung akan melengkapi prosedur perizinan. Sehingga pada tahun depan keberadaan pagoda yang sudah lama direncanakan akan berdiri tersebut sudah bisa direalisasikan.

"Kita disuruh melengkapi prosedur administrasi terlebih dahulu. Kita akan fokus melakukan ijin mendirikan pembangunan terlebih dahulu," pungkasnya.

Pembangunan pagoda yang memiliki sembilan lantai tersebut telah direncanakan oleh pengurus Klenteng Kwan Sing Bio Tuban itu sejak tahun 2008 silam dan peletakan batu pertama juga sudah dilakukan. Namun karena permasalahan perizinan hingga sampai saat ini pembangunan pagoda juga belum terlaksana.[mut/ted]

Berita Tuban - Gara-gara tak mau datang dan menghilang saat proses akad nikah dengan calon istrinya, Atrup Wiboso (18), remaja asal Desa Ngimbang, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban harus mendekam di sel tahanan Polres Tuban, Jumat (07/08/2015).

Remaja yang hanya lulusan SMP tersebut terpaksa di laporkan ke polisi oleh keluarga dari SP (16), gadis MTS yang merupakan calon istri dari Atrup. Keluarga korban kesal lantaran Atrup ingkar janji dan tidak mau datang pada proses pernikahan yang telah disiapkan oleh keluarga korban.

Kasus yang menimpa remaja itu berawal saat pelaku berpacaran dengan SP yang berlangsung selama kurang lebih tiga tahun. Pada saat berpacaran, Atrup yang saat itu juga masih di bawah umur melakukan pencabulan dan juga melakukan perbuatan layaknya suami istri dengan pelajar MTS itu.

"Pelaku mengakui melakukan hubungan seksual dengan korban sebanyak enam kali. Akibatnya korban yang masih sekolah hamil dan baru diketahui setelah enam bulan," terang AKP Elis Suendayati, Kasubbag Humas Polres Tuban.

Mengetahui SP hamil, keluarga dari pelajar itu sebenarnya mengambil jalur kekeluargaan supaya Atrup bertangungjawab untuk menikahi korban. Dan awalnya antara korban dengan pelaku dinikahkan secara siri oleh pihak keluarga korban terlebih dahulu.

"Setelah nikah siri, keluarga korban sudah melakukan pengajuan nikah resmi dan mengajukan pengecualian nikah ke Pengadilan Agama. Antara pelaku dan korbn sudah direncanakan melaksanakan akad nikah pada tanggal 15 Juli kemarin," lanjut AKP Elis.

Namun meski telah dijadwalkan dan penghulu dari Kantor Urusan Agama (KUA) sudah datang dan bersiap untuk menikahkan, Atrup justru menghilang dan tak mau datang untuk menikah. Hal itu membuat keluarga dari korban merasa dipermalukan dan langsung lapor kepada pihak kepolisian Polres Tuban.

"Setelah pelaku tak mau datang saat akad nikah itu, keluarga korban langsung lapor polisi. Dan kini pelaku sudah ditahan di Polres Tuban untuk menjalani proses hukum lebih lanjut," paparnya.

Akibat perbuatannya tidak mau datang pada proses pernikahan dengan pacarnya yang telah dihamili tersebut, Atrup harus menjalani hari-hari di sel tahanan. Pelaku dijerat dengan pasal 81 jo pasal 76D Undang-undang RI nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.[mut/but]