Gak Bisa Meyang, Nelayan Tuban Andalkan Uang Pinjaman Koperasi



Berita Tuban - Cuaca ekstrim berupa angin kencang dan gelombang tinggi yang terjadi di wilayah Kabupaten Tuban membuat sejumlah nelayan tidak berani melaut, mereka hanya menambatkan perahunya di tepi pantai yang ada di sepanjang Tuban, Minggu (19/01/2014).

Pantuan beritajatim.com di lapangan, hampir semua nelayan yang tersebar di sejumlah kecamatan di pesisir Tuban tidak berani melakukan aktifitas untuk menangkap ikan. Seperti halnya para nelayan di Kecamatan Kota, Kecamatan Palang, Kecamatan Jenu dan kecamatan lain, nampak ratusan perahu ditambatkan.

Terutama untuk perahu nelayan dengan kapasitas besar yang biasa melakukan mencari ikan hingga tengah laut. Sedangkan untuk perahu kecil sebagian hanya mencari ikan di pinggir-pinggir pantai dengan kondisi ombak besar itu.

Kondisi cuaca buruk tersebut sudah sangat dirasakan bagi para nelayan sudah hampir dua minggu terakhir ini. Menurut sejumlah nelayan, kondisi ombak di tengah laut mencapai ketinggian hingga sekitar 5 meter.

"Kalau ombaknya ditengah itu bisa mencapai lima meter lebih mas. Siapa yang berani untuk melaut, bisa-bisa perahu bisa tenggelam," terang Sukiran (37), salah satu nelayan di Desa Kradenan, Kecamatan Palang, Tuban.

Dengan kondisi cuaca buruk yang membaut nelayan tidak berani untuk melaut itu berdampak pada pengahisalan para nelayan. Mereka tidak memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya  sehari-hari selama beberapa hari terakhir ini.

Bahkan sejumlah nelayan juga sudah mulai kehabisan bekal uang simpanan sebelum datangnya gelombang tinggi itu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Sehingga para nelayan sangat mengandalkan koperasi untuk mencari hutangan demi kebutuhan makan dan lainnya.

"Kalau hanya mencari ikan di pantai tidak seberapa hasilnya, jadinya kita sekarang ini harus ngutang koperasi. Nanti setelah kita bisa melaut baru kita bayar," jelas Imam, nelayan lain sambil menjaga perahunya di tepi pantai.

Sementara itu, menurut para nelayan biasanya cuaca buruk berupa gelombang tinggi dan angin kencang itu terjadi sekitar pukul 02.00 Wib hingga siang hari. Gelombang di tepi pantai bisa mencapai 2 meter lebih dan sangat membahayakan bagi perahu mereka yang ditambatkan.

"Kami hanya bisa menunggu dan berharap supaya cuaca kembali membaik. Biasanya kita juga mencari ikan di pinggir-pinggir saja kalau sore hari supaya tidak terlalu banyak ngutang," pungkas Imam, saat ditemui di pantai desa tersebut.[mut/ted]

0 komentar:

Posting Komentar