Aktif Jadi Pendamping PKH Tuban, 2 Caleg Mundur



Berita Tuban - Dua orang Calon Legislatif (Caleg) dari lima Caleg DPRD Kaupaten Tuban yang diketahui masih aktif sebagai pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kementrian Sosial (Kemensos) RI mengambil langkah mengundurkan diri dari Pencalegan dalam Pemilu Legislatif  (Pileg) 2014, Senin (20/01/2014).

Data yang dihimpun wartawan, dua Caleg yang mengundurkan diri dari pesta Demokrasi Pemilihan Legislatifa 2014 ini adalah Sukisnodari, yang ikut daerah pemilihan (Dapil) lima dan Narlin Dapil tiga wilayah Kabupaten Tuban. Keduanya merupakan Caleg dari Partai Golongan Karya (Golkar).

Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Edy Toyibi, selaku Divisi Penindakan dan Penanganan Pelanggaran Pemilu (P4) Panwaslu Tuban, ia menyatakan bahwa pihaknya telah menerima salinan surat pengunduran diri dari kedua Caleg tersebut.

"Surat pengunduran diri sudah kita terima tanggal 18 Kemarin. Sekaligus salinan surat keterangan dari partai asal caleg tersebut," terang Edy Thoyibi Devisi Penindakan dan Penanganan Pelanggaran Pemilu (P4) Panwaslu Tuban.

Pengunduran diri dua Caleg yang sudah ditetapkan sebagai daftar calon tetap (DCT) itu setelah partai politik (Parpol) pengusungnya mendapat rekomendasi dari Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Tuban terkait keberadaan pendamping PKH yang masih aktif dan ikut menjadi Caleg itu.

"Untuk pengunduran diri dari keduanya itu juga telah disetujui dari partia pengusungnya, dengan surat nomer  01/DPD.II/PG/I/2014. Yang salinan suratnya juga sudah masuk di meja kami," lanjut Edy Toyibi.

Sementara itu, masih ada lagi tiga Caleg lain yang masih aktif menjadi pendamping PKH dan sampai saat ini masih belum memberikan keterangan pada pihak Panwas Kabupaten Tuban atas pengunduran dirinya. Mereka adalah Mugio Basuki, Caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN), Kholis, Caleg Partai Nasdem dan Nur Ahsan, Caleg Partai Demokrat.

"Untuk yang mundur akan kami undang untuk kami mintai klarifikasi, hal ini untuk menegaskan kepastian pengunduran dirinya. Takutnya,  mereka yang mundur ternyata dapat suara tertinggi," pungkasnya. [mut/but]

0 komentar:

Posting Komentar