Hujan Deras, Petani Demo Pemda Tuban Untuk Tolak Jagung Impor



Berita Tuban  - Puluhan petani yang berasal dari wilayah Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban yang tergabung dalam Petani Tuban Korban Import Jagung (PTKI) melakukan aksi unjuk rasa di kantor DPRD Tuban dan juga Di kantor Pemkab Tuban, Selasa (21/01/2014). 

Dalam aksinya yang diguyur hujan lebat tersebut, puluhan petani yang sebagian ibu-ibu para petani itu menolak jagung import yang membuat harga jagung lokal harganya anjlok. Sehingga dengan demikian merugikan bagi para petani lokal khususnya petani Tuban.

Pantuan beritajatim.com, puluhan petani jagung tersebut dengan membawa sejumlah spanduk penolakan jagung import langsung mendatangi kantor DPRD Tuban dengan menggunakan empat kendaraan bak terbuka. Sambil membeberkan spanduk mereka terus melakukan orasi di halaman DPRD. "Kita menolak kebijakan pemerintah untuk melakukan import jagung dari luar. Karena ini akan sanget merugikan bagi para petani di Tuban, karena membuat harga jagung lokal murah," teriak Agus, koordinator aksi unjuk rasa penolakan jagung import itu.

Menurutnya, tanpa harus melakukan import keberadaan jagung lokal sudah sangat melimpah. Sehingga dengan adanya jagung import akan merugikan bagi para petani, khususnya petani di Tuban yang sebagian besar merupakan penghasil jagung. 

"Sekarang ini harga jagung lokal harganya hanya Rp 2.700 per kilonya, kalau seperti ini masyarakat petani yang susah. Kita meminta supaya Menteri Pertanian untuk bangga dengan hasil pertanian para petani lokal dan tidak lagi mengimpor jagung," lanjut Agus, saat melakukan orasi di tengah gemisir.

Setelah melakukan aksinya dengan berorasi di depan kantor DPRD Tuban, puluhan petani tersebut langsung melanjutkan aksinya di halaman kantor Pemkab Tuban. Tuntutannya saya, supaya pemerintah Tuban mau menyampaikan aspirasi para petani jagung itu.

Saat dikantor Pemkab Tuban, mereka perwakilan para petani langsung ditemui oleh Noor Nahar Husain, Wakil Bupati Tuban dan Sekda Kabupaten Tuban. Setelah berdialog kemudian mereka membubarkan diri dengan tertib dan kembali ke Kecamatan Kerek, yang menjadi titik awal kumpulnya petani itu.

"Kami juga menghimbau bagi para petani lain untuk ikut menyuarakan penolakan jagung import. Demi masa depan para petani supaya bisa sejahter," pungkasnya, saat akan meninggalkan Pemkab Tuban itu.[mut/ted]

0 komentar:

Posting Komentar