Kecap Cap Laron Tuban Berani Saingi Sedaap Indofood dan Unilever


Berita Tuban - Produksi kecap Cap Laron yang jadi ikon kota Tuban, awal tahun ini merosot setidaknya 50 persen namun tetap berani bersaing dengan produk lainnya. Kendati harga bahan baku kedelai, gula merah, garam dan rempah-rempah naik tinggi, namun Cap Laron tidak menaikkan harga.
Hal ini disampaikan owner pabrik Kecap Cap Laron Tuban, Handoyo Hadisoetanto, berkaitan dengan penurunan drastis produk kecap yang dibuat sejak puluhan tahun lalu dan kini disaingi oleh puluhan merek di pasaran.
“Saya catat ada 22 merek kecap termasuk yang dibuat oleh industry raksasa Unilever (Cap Bangau), Indofood (ABC) maupun Wings Food (kecap hitam) yang masuk pasaran dengan harga yang relatif lebih murah,” kata Handoyo yang berusaha tetap tegar di tengah-tengah persaingan ketat itu.
Kendati persaingan yang sangat tajam dan kondisi ekonomi yang merugikan, Handoyo berusaha keras untuk mempertahankan produksinya sampai dia tidak berdaya lagi. “Saya semula ingin ngringkesi (menjual) pabrik ini, tetapi saya tidak tega dengan 50 karyawan saya. Juga konsumen saya yang fanatik,” kata Handoyo yang kini dibantu sepenuhnya oleh adiknya Endang Kitiawati.
Produk kecap cap Laron memang terbuat dari bahan alami, gula kelapa, kedelai Jawa, garam dan bumbu rempah-rempah. Handoyo berusaha keras untuk mempertahankan kehalalan produknya bahkan tidak akan pernah memakai penyedap (vietsin).
“Kami bertahan karena fanatisme pelanggan kami yang belasan atau puluhan tahun mengonsumsi Laron, sehingga kami tidak pernah menurunkan mutu dan cita rasanya. Kami bertahan karena konsumen kami fanatik, jadi saya harus mengimbangi kesetiaan itu,” katanya.
Tentang harga, Handoyo juga tidak berani menaikkan. Harga per botol Rp 15 ribu/600 cc tidak dinaikkan kendati harga kedelai Jawa sekarang Rp 7000/kg (naik 20 % dibanding bulan lalu), harga gula Jawa (kelapa) yang semula Rp 6000 kini Rp 8000/kg. “Dan yang gila-gilaan harga garam yang semula Rp 450 kini jadi Rp 1.450/kg,” ungkap Handoyo.
Kapan Laron bisa bertahan? Handoyo menyebut dua tiga bulan ini, karena stok bahan bakunya sampai sekarang masih cukup dan dia yakin setelah iklim yang ekstrim ini reda, harga-harga akan kembali normal.
“Setelah ini saya akan bilang kepada pelanggan, maaf kali ini saya harus menaikkan harga jual kecap Laron,” katanya sambil tertawa keras

0 komentar:

Posting Komentar