Akibat Banjir di Tuban, Ribuan Hektar Tanaman Terancam Puso

Seorang petani berusaha menyelamatkan tanaman padinya yang terkena banjir

Berita Tuban - Terjangan banjir yang melanda beberapa kecamatan di kabupaten Tuban dalam beberapa hari terakhir, berpotensi menyebabkan ribuan hektar tanaman pertanian milik petani di Kabupaten Tuban terancam puso atau gagal panen.
Pasalnya, tanaman padi maupun jagung yang terendam air selama lebih dari empat hari akan mati dan tidak dapat diselamatkan. Hal tersebut disampaikan Suparno, Kepala Biang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Tuban.
Menurut Suparno, akibat curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan banjir di beberapa wilayah kecamatan. Tanaman padi dan jagung terutama yang berada di kecamatan yang dilalui sungai Bengawan Solo, yakni Kecamatan Soko, Kecamatan Rengel, Kecamatan Plumpang dan Kecamatan Widang rawan mengalami gagal panen.
“Padi puso ini hampir merata, karena intensitas hujan pekan lalu mmang cukup tinggi dan merata, sehingga banyak tanaman padi maupun jagung yang berumur muda terendam,” Ujar Suparno.
Suparno menjelaskan, tanaman padi yang puso akibat banjir sebanyak 3.608 hektar, selain itu  64 hektar tanaman jagung juga dilaporkan rawan Puso karena rendaman air banjir bercampur lumpur.
“Sebenarnya tidak akan puso jika banjir terjadi tidak terlalu lama, sebab jika hanya satu atau dua hari saja tanaman tetap hidup dan bisa diselamatkan. Hasil pemantauan petugas kami di lapangan menemukan banyak tanaman jagung dan padi  yang terendam lebih dari tiga hari, dan ini sudah dapat dinyatakan puso karena tanaman tidak akan berkembang setelah terendam selama itu,” jelas Suparno.
Selain kecamatan di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo, kecamatan lain yang tanaman padinya mengalami puso akibat baniir adalah Kecamatan Meraurak, diantaranya berada di Desa Sumber, Sugihan, Sembong Rejo dan Senori. Sementara untuk tanaman jagung berada di Desa Pongpongan, Kecamatan Meraurak.
Hingga saat ini, kata Suparno, pihaknya belum mengetahui secara persis jumlah kerugian yang dialami petani akibat puso tersebut, sebab proses inventarisasi jumlah kerugian belum selesai dilakukan. “Kerugian materi cukup banyak namun detilnya masih kami lakukan pendataan,” kata Suparno.
Setelah dilakukan pendataan dan inventarisir jumlah kerugian yang dialami petani, lanjut Suparno, Dinas Pertanian Kabupaten Tuban akan melaporkannya ke Dinas Pertanian Jawa Timur untuk diteruskan ke Pusat sebagai laporan. Selanjutnya, Dinas Pertanian Tuban juga akan mengajukan bantuan bibit jagung maupun padi untuk meringankan beban petani yang terkena musibah banjir.
“Untuk bantuan akan kami upayakan, minimal nanti akan kami ajukan permohonan bantuan bibit, sesuai pendataan yang saat ini masih kami lakukan,” imbuh Suparno. (kim)

0 komentar:

Posting Komentar