Ibu-ibu Range 1 PT SI dapat Pelatihan Membatik dan Strategi Pemasaran


Berita Tuban - Sedikitnya 50 ibu-ibu rumah tangga yang berasal dari lima desa dari dua kecamatan ring satu PT Semen Indonesia Tbk pabrik Tuban mendapatkan pelatihan dan pendampingan membatik dengan pewarna alami dan pelatihan menjahit.

Tidak hanya mendapatkan pelatihan membatik maupun menjahit saja, para ibu-ibu rumah tangga tersebut juga mendapatkan pelatihan strategi pemasaran untuk menjual hasil produksi mereka. Pelatihan tersebut merupakan program Pemberdayaan Masyarakat Penanggulangan Kemiskinan dari CSR PT Semen Indonesia Tbk untuk warga sekitar pabrik.

Data yang dihimpun wartawan, Kamis (20/08/2014), sebanyak 50 ibu-ibu tersebut berasal dari lima desa yang ada di Kecamatan Kerek dan Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban. Mereka mendapatkan pelatihan dan pendampingan membatik dan menjahit itu selama enam bulan berturut-turut.

"Dari para peserta kita bagi menjadi lima kelompok dengan jumlah setiap kelompok sepuluh orang. Lima kelompok itu ada yang membatik dengan pewarna alami dan juga kelompok yang menjahit," terang Nunuk Fauziyah, Manager Program Pendampingan dari Koalisi Perempuan Ronggolawe (KPR) Tuban.

Para peserta yang merupakan ibu-ibu rumah tangga mulai umur 17 sampai 40 tahun tersebut yang kelompok membatik mendapatkan pelatihan mulai dari membuat motif, mencanting dan membuat pewarna alami. Sedangkan untuk kelompok menjahit mendapatkan pelatihan mulai menjahit, memotong dan membuat model pakaian.

"Pelatihan dan juga pendampingan ini selama enam bulan. Satu minggunya kita proses pelatihan ketemu tiga kali, dengan setiap pertemuan selama empat jam," ungkap Nunuk.

Dengan pembekalan pelatihan dan pendampingan selama enam bulan antusias dari para ibu-ibu warga ring satu pabrik semen milik BUMN tersebut sangat bagus. Sehingga hasilnya mereka sudah sudah mampu membuat batik maupun hasil jatihan dengan kualitas yang bagus.

"Antusias dan semangat mereka sangat bagus, karena sebelumnya kita lakukan seleksi bagi warga yang benar-benar mempunyai minat tinggi untuk ikut. Dari para peserta selama enam bulan ini tidak ada yang mengundurkan diri dan sudah bisa membuat batik dengan kualitas yang bagus," sambung Nunuk, yang merupakan aktifis perempuan itu.

Puncak dari pelatihan membatik dan juga memjahit untuk penanggulangan kemiskinan tersebut adalah pelatihan strategi marketing management. Dimana para ibu-ibu itu setelah berhasil menghasilkan karya diharapkan mampu menjual dan memasarkan hasil produksinya.

"Pelatihan strategi pemasaran kita lakukan selama dua hari, yang mana pelatihan ini lebih ditekankan supaya mereka mampu bersaing di pasar. Selain itu supaya mereka mampu berkomunikasi dan mengembangkan jaringan untuk pemasaran produk mereka," imbuh perempuan berjilbab itu.

Setelah proses pendampingan tersebut yang masih menjadi kendala para ibu-ibu rumah tangga tersebut adalah masalah permodalan dan minimnya kesempatan pasar yang selama ini masih dikuasai beberapa orang saja. Sehingga diharapkan ada tangungjawab bersama untuk memberikan ruang terhadap para pemula untuk membuka usaha.

"Sejauh ini untuk pasar masih dikuasai oleh individual saja, jadi harus memberikan kesempatan bagi yang lainnya. Ini merupakan tangungjawab bersama, supaya untuk kesejahteraan bisa merata kepada masyarakat lainnya," pungkasnya.

Sementara itu, sejumlah peserta pendampingan yang merupakan warga dari ring satu pabrik PT Semen Indonesia tersebut mengaku ikut dalam pelatihan tersebut supaya bisa untuk membuka saya. Dari usaha tersebut bisa menambah penghasilan dan meningkatkan perekonomian bagi keluarganya. [mut/ted]

0 komentar:

Posting Komentar