Pohon Pisang Ajaib Bektiharjo Tuban


Berita Tuban - Sejumlah warga masyarakat yang tinggal di Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban digegerkan dengan fenomena yang tidak terbilang sangat langka dan bahkan tidak pernah terjadi sama sekali di desa tersebut, Selasa (28/04/2015).

Para warga desa tersebut dihebohkan dengan sebuah pohon pisang yang berbuah dengan jumlah delapan tandan sekaligus. Pohon pisang ajaib tersebut tumbuh di ladang milik Indro (35), yang merupakan warga Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.

Sejumlah warga yang penasaran dengan keberadaan pohon pisang bertandan delapan tersebut saling silih berganti berdatangan. Warga penasaran ingin melihat pohon pisang ajaib yang baru pertama kali ditemui oleh warga yang tinggal di desa tersebut.

"Awalnya dengar dari cerita-cerita warga lain katanya ada pohon pisang ajaib. Makanya kita penasaran ingin melihat langsung," ujar Untung (43), salah satu warga yang penasaran dengan fenomena pisang aneh itu.

Melihat dari kondisi pohon, pohon pisang tersebut tidak ada yang terlihat aneh. Ukuran pohonnya juga sama dengan pohon pisang pada umumnya yang juga banyak tumbuh berjajar di ladang kacang milik petani tersebut.

"Padahal di sekitarnya juga banyak pohon pisang. Tapi hanya satu itu yang tandannya sampai ada delapan, ini baru pertama kalinya saya melihat," lanjut pria tersebut.

Keberadaan pohon pisang ajaib tersebut pertama kali diketahui oleh Indro, pemilik ladang tersebut sekitar dua minggu yang lalu. Ia merasa kaget karena dari pohon pisang hijau itu muncul beberapa tanda dan ternyata juga bisa berbuah.

"Yang lima tandan munculnya dari batang tengah-tengah pohon dan yang tiga tanda keluar dari bagian atas seperti umumnya pohon pisang," terang Indro, pemilik pohon tersebut.

Mengetahui keanehan pada pohon pisangnya tersebut Indro awalnya berusaha menutup-nutupi, pasalnya dikhawatirkan warga akan berbondong-bondong untuk melihat pohon pisang itu bisa merusak tanaman kacang miliknya. Meskipun ditutup-tuputi namun akhirnya kabar itu menyebar juga pada warga dan tidak bisa terhindarkan.

"Ini akan saya rawat sampai besar. Nanti kalau buahnya sudah bagus baru akan tembang dan hasilnya saya jual," pungkasnya.[mut/ted]

0 komentar:

Posting Komentar