Aksi Damai di Kali Tempe Tuban Peringati Hari Kartini


Berita Tuban - Ada hal yang berbeda dilakukan oleh sejumlah aktivis gabungan di Kabupaten Tuban dalam memaknai dan memperingati Hari Kartini yang bertepatan jatuh pada hari ini, Selasa (21/04/2015).

Dalam peringatan Hari Kartini kali ini para aktivis perempuan  dari Koalisi Perempuan Ronggolawe (KPR) Tuban bersama dengan aktivis PMII, LPM STITMA Tuban dan Alumni Sekolah Feminis Mahasiswa melakukan aksi damai di perempatan Kali Tempe, Jalan Basuki Rahmad Kota Tuban. Mereka mengajak pada masyarakat untuk meluruskan sejarah tentang peringatan Hari Kartini.

Pantauan wartawan di lapangan, sejumlah aktivis perlindungan perempuan dan juga mahasiswa tersebut membentangkan spanduk besar di tepi jalan. Mereka melakukan orasi mengenai peringatan hari Kartini yang selama ini dilakukan hanya sekedar memakai kebaya, make up tebal dan bersangul saja.

"Setiap tanggal 21 April, masyarakat, sekolah, Dinas, perkantoran baik anak-anak maupun orang dewasa mereka memakai kebaya maupun pakaian adat untuk memperingati hari Kartini. Namun pemahaman dari pada masyarakat sekarang ini lupa dengan pemahaman substansinya," ujar Warti, salah satu aktivis dari KPR Tuban saat melakukan orasi.

Para aktivis tersebut menilai, jika selama ini peringatan Hari Kartini hanya digambarkan dengan menggunakan kebaya, baju batik, bersanggul ataupun memakai make up tebal yang mahal. Namun justru mereka tidak memahami dan belum ada edukasi yang konkret tentang subtansi dari perjuangan Kartini.

"Perjuangan Kartini bukanlah perjuangan memakai kebaya, bersanggul dan bermake up tebal. Inilah saatnya kita mengajak masyarakat maupun pemerintah untuk meluruskan sejarah tentang Kartini kepada para generasi bangsa maupun masyarakat umum," terang Imanul Isthofaina, Ketua KPR Tuban yang ikut dalam aksi tersebut.

Inul (sapaan akrab Imanul) menjelaskan, bahwa yang perlu dipahami dan dijadikan sebagai pembelajaran terhadap masyarakat adalah tentang perjuangan Kartini. Yakni mendorong adanya emansipasi perempuan, non diskriminasi, mencintai tanah air, menjaga harkat dan martabat perempuan dan kesetaraan perempuan.

"Sudah saatnya kita tidak lagi memaknai hari Kartini dengan menggunakan busananya saja. Masyarakat harus mulai cerdas dalam memperingati hari Kartini, bukan hanya berlomba-lomba menyewa kebaya yang bagus dan memakai make upa yang tebal. Kartini bukan pejuang kebaya dan sanggul, Kartini adalah pejuang emansipasi perempuan," lanjutnya.

Dalam aksinya itu, selain berorasi, sejumlah aktivis gabungan tersebut membagikan selebaran kepada para pengguna jalan yang lewat jalan Basuk Rahmad, Kota Tuban itu. Mereka mengajak warga masyarakat kembali memaknai dan memahami  peringatan Hari Kartini melalui perjuangan Kartini bukan pakaian Kartini.

"Kami berharap kepada pihak pemerintah, khususnya Pemerintah Kabupaten Tuban supaya mengembalikan esensi dari visi misi tujuan perjuangan Kartini bukan justru membelokkan sejarah," pungkasnya.[mut/ted]

0 komentar:

Posting Komentar